2025-03-03 13:18:45
Cara kerja lampu LED
yang sederhana namum efisien telah menjadi pahlawan dalam dunia elektronik
karena kehadirannya. Lampu LED (Light Emitting Diode) pun semakin
populer sebagai pilihan utama pencahayaan.
Dari lampu rumah hingga lampu jalan, LED telah menggantikan teknologi
lampu pijar karena lebih hemat energi, tahan lama, dan ramah lingkungan. Tapi,
tahukah Anda bagaimana sebenarnya cara kerja lampu LED dalam menghasilkan
cahaya?
Dalam artikel ini, Graha Anugrah Elektrindo akan membahas cara kerja
Lampu LED dalam menghasilkan cahaya dan mengapa LED menjadi pilihan terbaik
untuk pencahayaan masa kini.
Baca Juga: 5 Fungsi Lampu LED dan
Keunggulannya untuk Pencahayaan Dalam dan Luar Ruangan
Sebelum membahas cara kerja lampu LED, sangat penting untuk mengetahui
apa itu lampu LED. Pada dasarnya, lampu LED adalah lampu kecil yang dapat
dipasang dalam rangkaian listrik. Namun, tidak seperti lampu pijar, LED tidak
memiliki filamen yang bisa terbakar, lebih hemat energi, dan tidak menghasilkan
panas berlebihan.
LED menyala karena pergerakan elektron di dalam bahan semikonduktor, dan
daya tahannya hampir sama dengan transistor standar. Masa pakai lampu LED bisa
bertahan hingga ribuan jam lebih lama dibandingkan lampu bohlam biasa.
Seperti namanya, LED yang merupakan singkatan dari Light Emitting
Diode, menggunakan komponen bernama dioda dalam prosesnya menghasilkan
cahaya.
Dioda adalah perangkat semikonduktor paling sederhana. Semikonduktor
sendiri adalah bahan yang memiliki kemampuan konduktivitas listrik yang dapat
diatur. Biasanya, semikonduktor dibuat dari bahan yang kurang menghantarkan
listrik, tetapi ditambahkan zat lain (disebut doping) untuk meningkatkan
konduktivitasnya.
Pada LED, bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah aluminium-gallium-arsenida
(AlGaAs). Bahan ini diproses sedemikian rupa agar memiliki kelebihan elektron
(disebut bahan N-type) atau kekurangan elektron (disebut bahan P-type).
Ketika arus listrik dialirkan pada LED, elektron bergerak dari bahan
N-type ke bahan P-type, menghasilkan cahaya sebagai efek samping dari
perpindahan energi ini.
Cara kerja lampu
LED berdasarkan prinsip elektroluminesensi, yaitu fenomena di mana bahan semikonduktor
memancarkan cahaya saat dialiri arus listrik. Cahaya
adalah bentuk energi yang dilepaskan oleh atom. Ketika elektron berpindah dari
tingkat energi tinggi ke tingkat energi lebih rendah, proses itu melepaskan
energi dalam bentuk partikel kecil yang disebut foton.
LED dirancang untuk mengoptimalkan proses ini sehingga menghasilkan
lebih banyak cahaya dibandingkan dioda biasa. Sama seperti
dioda biasa, LED bisa dalam kondisi forward bias (bias maju) atau reverse
bias (bias mundur). Namun, LED hanya memancarkan cahaya saat dalam kondisi forward
bias.
Melansir dari CircuitBread,
berikut beberapa proses cara kerja lampu LED dalam menghasilkan cahaya yang lebih
efisien.
Untuk memahami cara kerja LED lebih mendalam, mari kita bedah struktur
dasar lampu LED yang terdiri dari:
- Bahan semikonduktor: Biasanya terbuat dari senyawa seperti gallium
nitride (GaN), gallium arsenide (GaAs), atau indium gallium
phosphide (InGaP), tergantung pada warna cahaya yang dihasilkan.
- Lapisan P-N Junction: Ini adalah pertemuan antara bahan semikonduktor
tipe P (positif) dan tipe N (negatif).
- Elektroda Anoda dan Katoda: Tempat arus listrik mengalir masuk dan
keluar.
Saat tegangan maju (forward bias) diterapkan pada LED, arus
listrik mulai mengalir dari anoda (+) ke katoda (-). Kemudian, elektron dari
sisi N dan hole (lubang elektron) dari sisi P bergerak menuju perbatasan P-N
junction.
Untuk membuat LED dalam kondisi forward bias, cukup hubungkan:
- Katoda (terminal
negatif LED) ke sisi negatif dari sumber tegangan.
- Anoda (terminal
positif LED) ke sisi positif dari sumber tegangan.
Ketika elektron bertemu dengan hole, keduanya mengalami rekombinasi. Proses
ini melepaskan energi dalam bentuk foton atau cahaya, itulah sebabnya LED bisa
bersinar.
Warna cahaya LED bisa diatur menggunakan jenis bahan semikonduktor.
Misalnya, LED inframerah digunakan pada remote control, sedangkan LED berwarna
merah, hijau, biru, atau putih digunakan dalam berbagai perangkat elektronik
dan penerangan umum.
Beberapa contohnya:
- Gallium Nitride (GaN) untuk menghasilkan warna biru
- Gallium Phosphide (GaP) untuk menghasilkan warna hijau
- Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) untuk menghasilkan warna
merah/oranye
Tidak seperti lampu pijar yang menghasilkan panas tinggi, LED hanya
menghasilkan sedikit panas karena hampir seluruh energinya diubah menjadi
cahaya. Hal ini membuat LED lebih hemat energi dan tahan lama dibandingkan
lampu konvensional.
Baca Juga: Apa Itu Lampu LED?
Pilihan Pencahayaan Hemat Listrik
Berdasarkan cara kerja lampu LED di atas, ternyata jenis pencahayaan ini
lebih efisien karena membutuhkan sedikit energi untuk menghasilkan cahaya yang
lebih terang. Dibandingkan lampu pijar atau CFL, lampu LED memiliki watt yang
jauh lebih kecil. Misalnya, jika sebelumnya Anda menggunakan lampu pijar 60
watt, maka lampu LED 10 watt sudah cukup untuk menghasilkan terang yang setara.
Karena lebih hemat listrik dan menyala lebih terang, lampu LED sering
dijadikan pilihan pencahayaan ruangan di dalam bangunan, fasilitas umum, hingga
keperluan lampu dekorasi. Popularitas lampu LED membuatnya banyak dicari.
Jika Anda salah satu yang mencari lampu LED untuk kebutuhan pencahayaan
ruangan atau tempat umum, maka pilihlah lampu LED yang berkualitas tinggi agar
lebih hemat biaya perawatan. Perlu diketahui, lampu LED ini tersedia dalam
berbagai bentuk, seperti LED bulb, LED downlight, LED strip, hingga LED street
light.
Beragam produk lampu LED ini bisa Anda dapatkan di Graha Anugrah Elektrindo, distributor lampu sekaligus distributor resmi Philips yang
terpercaya di Indonesia. Tidak hanya cara kerja lampu LED, Graha Anugrah
Elektrindo juga memiliki beragam informasi lain seputar dunia kelistrikan yang
wajib Anda ikuti.